Observatorium Boscha, Lokasi Syuting Petualangan Sherina

Kawan-kawan sekalian tentu masih ingat film Petualangan Sherina. Film yang, ketahuan dari judulnya, dibintangi oleh penyanyi cilik Sherina Munaf ini berlatar di Kabupaten Bandung. Kecuali dibumbui dengan banyak lagu dan joged, film ini datar-datar saja.

Ceritanya, Ayah Sherina yang seorang insinyur pertanian akhirnya memperoleh pekerjaan impiannya di sebuah perkebunan teh. Ya, seingat saya perkebunan teh. Di sana dia bertemu, kemudian selalu bertengkar dengan Sadam (Derby Romero). Tentu saja walaupun sering bertengkar hebat mereka masih sempat bernyanyi dan bergoyang, “Dia pikir, dia yang paling hebat…”

Sampai suatu ketika Sherina dan Sadam diculik orang suruhan seseorang yang berambisi untuk menguasai perkebunan teh tempat ayah Sherina bekerja. Karena persamaan nasib dan terbiasa, akhirnya mereka bersahabat. Yang menarik bukan jalan ceritanya, yang menarik adalah lokasi penyekapan Sherina dan Sadam; Observatorium Boscha, Lembang, Kabupaten Bandung.

Beruntung pada study tour SMA tahun 2004, saya diberi kesempatan untuk melihat TKP penculikan dua bocah di Petualangan Sherina. Observatorium Boscha. Observatorium Boscha ini ternyata terletak di sebuah bukit. Bis tidak diperbolehkan dan memang tidak mampu untuk masuk. Untuk menuju ke sana, pengunjung harus rela mengeluarkan tenaga untuk berjalan menanjak atau mengeluarkan duit untuk menyewa ojek. Saya memilih jogging.

Observatorium Boscha adalah sebuah stasiun pengamatan bintang serta obyek luar angkasa lain. Observatorium ini diyakini merupakan yang tertua di Indonesia dan dahulunya adalah observatorium satu-satunya di lingkar ekuator. Boscha mulai dibangun pada tahun 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging) dan memakan waktu selama 5 tahun. Namanya sendiri diambil dari nama seorang tuan tanah di Malabar, Karel Albert Rudolf Boscha, yang merupakan penyandang dana utama pembangunan observatorium ini.

Ketika ke sana dulu, sebelum masuk ke teropong utama, kami digiring dulu ke ruang ceramah. Ruang ceramah ini dilengkapi dengan instrumen multimedia dan memang difungsikan untuk menyambut tamu. Dalam ruang gelap, sempit, dan pengap itu kami disuguhkan film tentang beberapa teori pembentukan alam semesta. Di bagian luar ruang ceramah itu juga terdapat beberapa foto galaksi; kabut, spiral, warna-warni, dll. Setelah itu kami baru diizinkan untuk melangkahkan kaki ke dalam ruang teropong utama. Tempat yang paling menarik.

Selain teropong utama dan ruang ceramah, kompleks ini juga memiliki ruang kelas dan perpustakaan. Maklum, Boscha juga digunakan sebagai tempat penelitian baik bagi mahasiswa S1 ataupun S2 yang mendalami astronomi. Sejak ITB berdiri pada tahun 1959, pengelolaan Boscha diserahkan kepada kampus berlambang ganesha itu. Sekarang, Observatorium Boscha berada di bawah naungan FMIPA-ITB departemen Astronomi.

Btw, anda ingat iklan sebuah produk susu yang anak kecil nyanyi seperti ini kan; “Kiri-kanan kulihat saja, banyak pohon stroberi.” Ternyata liriknya tidak sepenuhnya salah, saudara-saudaraku. Ternyata masyarakat daerah pegunungan memang banyak yang menanam stoberi. Di parkiran bis berlalu-lalang penduduk sekitar yang menjajakan stroberi hasil tani sendiri yang sudah dikemas dalam wadah plastik.

Gambar cover PS dicolong dari Sherinaonline.com

36 pemikiran pada “Observatorium Boscha, Lokasi Syuting Petualangan Sherina

  1. Sherinaaaaaaaa….. sampe sekarang masih terlihat imut (kiss)
    *bingung mau komen Sherina apa Boscha*

    Saia sudah dua kali ke sana, tapi belum pernah nyobain euy. padahal pengen pisan ngeliat pake teleskopnya (doh)

  2. haa, haa, masih inget aja petualangan sherina
    film terseru pada zamannya, hoohoo

    btw, yg di foto paling awal itu lucu banget, siapa sih ?? ^^

  3. Aku juga sempat melihat film tersebut karena menemani anak yang meminta nonton. mengenai observatorium boscha itu memang tempat plesir yang bermanfaat untuk nambah pengetahuan tapi syang aku belum pernah kesana 😦

Tinggalkan Balasan ke indra1082 Batalkan balasan