Langkah (22): Perkenalkan, Keraton Ratu Boko

Gapura Keraton Ratu Boko

Lokasinya terpencil. Tidak seperti Prambanan yang terletak di Jalan Solo yang besar, letak situs ini agak remote. Dua kilometer ke arah selatan dari Candi Prambanan. Kecuali anda ke sana dengan bis wisata atau berjalan kaki, kendaraan pribadi anda harus melewati jalan yang berbelok menyusuri permukiman penduduk dulu untuk sampai di pos pembelian tiket masuknya. Ya, usaha ekstra memang diperlukan untuk mencapai situs Keraton Ratu Boko.

Gapura Dalam Ratu BokoBerdasarkan pada prasasti-prasasti yang ditemukan, pada awalnya Keraton Ratu Boko ini digunakan sebagai Wihara. Kemudian seiring berjalannya waktu, seorang penguasa bernama Rakai Walaing Pu Kumbhayoni yang beragama Hindu mengubah keraton ini menjadi kediamannya.

Menurut saya yang paling menarik dari sisa-sisa Keraton Ratu Boko ini adalah gapuranya. Ada dua gapura. Gapura luar dan dalam. Gapura luar terdiri dari tiga pintu, satu pintu utama yang diapit oleh dua pintu kecil. Sedangkan gapura dalamnya terdiri dari lima pintu. Empat pintu kecil mengapit satu pintu utama di tengah.

Candi PembakaranSekitar 15 meter di utara berdiri sebuah candi yang diduga merupakan tempat untuk mengkremasi mayat. Candi ini diberi nama Candi Pembakaran. Entah ini cuma digunakan untuk membakar mayat orang yang meninggal “wajar” atau untuk membakar orang supaya meninggal dan menjadi mayat, saya kurang tahu. Di pojok tenggara candi mengerikan ini ada sebuah sumur yang airnya disebut-sebut sebagai air suci. Sampai sekarang air Amerta Mantana, nama sumur ini, masih digunakan umat Hindu dalam upacara keagamaan.

Di sebelah tenggara alun-alun, berdiri dengan megah Pendopo Kraton. Pendopo, kata kawan saya yang asli Ngawi, biasanya digunakan untuk berkumpul atau berbincang-bincang. Pendopo berbeda dengan alun-alun. Kalau alun-alun itu berupa tempat terbuka, pendopo adalah sebuah ruangan.

Pendopo Kraton Ratu Boko

Sebenarnya ada beberapa tempat menarik lain di Keraton Ratu Boko ini; Keputren dan Gua. Tapi, sayang sekali, karena panas terik dan baterai camdig saya habis, kedua tempat tersebut urung saya kunjungi. Sekadar tips, sebaiknya main ke Ratu Boko ini sore-sore menjelang sunset. Sultan Ndoyokarto saja pernah bela-belain nggowes sepeda kebo demi membuktikan keindahan sunset di Ratu Boko.

Model di Gapura Ratu Boko

Oh, ya. Jika beruntung anda akan bertemu dengan model-model cantik yang lagi photo session di Gapura Ratu Boko. Belakangan situs bersejarah ini memang kerap menjadi lokasi pengambilan foto prewedding atau sekadar foto untuk majalah.

52 pemikiran pada “Langkah (22): Perkenalkan, Keraton Ratu Boko

  1. @kezedot: salam, coy! :mrgreen:

    @rizal: mungkin lebih tepatnya, “susunan batu yang bagus.” :mrgreen:

    @ade: modelnya terlalu banyak uni. cantik semua pula. saya jadi bingung mau kenalan sama siapa. hehehe..

    @bri: ndak tau. mereka gak pake name-tag soalnya. :mrgreen:

    @kakve_santi: katanya sih. tapi saya belum nyoba foto prewed di sana. hahaha.. :mrgreen:

    @bandit pangaratto: sabtu, bang bandit. haha.. berminat ke sana gara-gara banyak modelnya? :mrgreen:

  2. @nahdhi: kapan-kapan silakan coba ke ratuboko. :mrgreen:

    @wira: bener bli. tempat ini bagus dan harus dijaga. btw, saya kira pihak pengelola sudah merawatnya dengan baik. tinggal banyakin promosi aja tentang situs ini. kalo mau banyak pengunjung.

    @nakjaDimande: iya dong. hehe.. sama-sama, bundo. :mrgreen:

    @ndoro seten: owalah! yo ndang mangkat ae, ndor.. hehe…

    @indra1082: Ratu Boko ini letaknya deket kok sama prambanan. kalo gak salah di prambanan ada paket tour Prambanan-Candi Sewu-Ratu Boko.

    btw dari balkon kantor pusat penerangan Ratu Boko, prambanan kelihatan bagus lho. meskipun terlihat kecil. :mrgreen:

  3. Ratu Boko itu hawa mistisnya kental banget. ndak jauh dari situ ada Candi Banyunibo dan Candi Barong, my bro!

    kalo ditarik aris lurus, dari gerbang itu persis mengarah ke pintu masuk Candi Kalasan. 🙂

  4. @zam: di sebelah mananya, kang?
    saya masih penasaran sama candi sewu. saya serem ngeliat candi sewu ini. kesannya candi budha ini bener2 purba.

    wah, mas zam ini bener-bener pakar candi y. hehehe… :mrgreen:

  5. Saya pernah ditanya seorang bule di dalam pesawat. Dia bertanya, itu bangunan apa, sambil menunjuk ke luar jendela. Saya melihat seperti candi, ndak jauh dari Prambanan juga. Kalau ndak salah di atas bukit gitu. Tapi karena saya ndak yakin, saya cuma bisa bilang sorry. Hehe!

    Trus, ada lagi candi kalasan, kalau dari Jogja, sebelum Prambanan. Tapi saya cuma kesasar saja, bukan berniat berkunjung. Hehe! Sebenarnya banyak candi peninggalan Hindu di pulau jawa. Tapi kurang terawat.

    Thanks buat tulisannya bro. Menambah pengetahuan banget!

  6. dulu pas masih kuliah beberapa kali ke sini waktu sore, nyari sunset yang bagus buat photo2. Terakhir kalau nggak salah tahun 2005. Kalau pas dapat siluet yang bagus emang keren2 photonya 🙂

  7. @pushandaka: konon katanya daerah sekitar jogja ini dahulunya dipenuhi candi. entah itu candi Budha atau candi Hindu.

    saya pernah ikutan bantuin anak S2 akuisisi data buat thesisnya. menyelidiki keberadaan candi di daerah Palgading Sleman. diduga sih candi budha. yang tersingkap baru sedikit tangga dan sudut2 bangunan candinya.

    pasti masih banyak lagi candi di sekitar jogja yang belum ditemukan. :mrgreen:

    @kaneadventure: iya, mbaksist. penghuni yang cuantik2.. hehe.. :mrgreen:

    @antown: di ratu boko ini gak ada yang jualan souvenir seperti di Borobudur atau Prambanan. yang ada cuma souvenir yang dijual di kantor penerangannya. ya, karena ratu boko ini sehari-harinya memang sepi.

    saya ngerasa lebih nyaman aja jalan-jalan di sini.

    @hmcahyo: sering-sering nyasar ya brur… :mrgreen:

    @denmas: pengen juga sih hunting foto sunset di sini. ntar deh saya ajak temen yang hobi poto2.. hehe..

    @kawanlama95: hahaha.. :mrgreen:

    @gadis malang: salam kenal juga dari sini. :mrgreen:

    @adhadi praja: thanks. salam kenal juga, bro. 😀

    @fesoogle: salam kenal brur! 😀

    @alpicola: salam kenal, gan! 😀

    @mel: merdeka! :mrgreen:

    @takodok: caile! jadi udah ada rencana nih? kapan? hahahaha.. :mrgreen:

  8. astaga..!
    *gara2 baca ini : Candi Pembakaran.. ntah ini cuma digunakan untuk membakar mayat orang yang meninggal wajar atau untuk membakar orang supaya meninggal*

  9. wah.. wah.. keren..

    aku jarang pergi ke candi-candi kayak gini..
    blom ada SIM.. hehe..

    wah.. langkah (23) kok ngga ke Ratu Boko pas sunset aja..?
    pengen liad ..

  10. @iphan: untunglah. berarti saya gak malu2in. tinggal di jogja dan udah pernah ke ratu boko. :mrgreen:

    @mbah gendeng: gimana? berminta ke sana, mbah? *kok malah gantian nawarin?* :mrgreen:

    @nop: astaga!

    @andtheree: gak ditanyain SIM kok kalo mau masuk sana. gyahahaha.. :mrgreen:

    @ekadz: wah, sayang bener tu masbrur. Bali itu terlalu indah untuk dilewatkan.. :mrgreen:

    @regsa: keknya sih arca. arca yang cuaaanntik. :mrgreen:

    @storykoe: ntar deh kapan-kapan saya post perjalanan ke borobudur.. :mrgreen:

    @mymonas: salam kenal juga.. :mrgreen:

    @yoan: pertanda wiro sableng bakalan dapat kapak jenis baru. naga awan.. huahaha.. :mrgreen:

    @ayam cinta: setudjoe!!

  11. wah, iming2nya ketemu potomodel ya, bung 😀 sepertinya menarik juga nonton mentari terbenam di situ. kalo siang mesti bawa topi dan minuman banyak biar nggak dehidrasi 🙂

  12. Boy! Emang intinya kamu tinggal di mana sih..? Jalan2 teruuus!! hehe.. aku pernah liat nih keraton ini dibahas di majalah.. kamu ceritain detail sejarahnya dooong biar lebih seruu!! Kalo aku mau ke sini kamu guidenya yah!! Hehehe..

  13. kapan kuliahnya mas shige? whuihihi, tapi memang, waktu kuliah jangan sampai mengganggu hobi, macam jalan-jalan ini. yang selalu mengabarkan lokasi-lokasi wisata menarik. *salut*

    whuahahahha…
    bakar orang hidup supaya meninggal? ckckckc… benar-benar dugaan yang mengerikan, whuahahaha… aja-aja ada mas shige.

    oh ya, itu sepertinya malu-malu tapi mau, ngambil foto terakhir itu.

  14. @yessi greena: :mrgreen:

    @lilliperry: mumpung masih di jogja nih, main2 aja ke sana.. 😀

    @eka situmorang-sir: sore itu sepertinya langitnya gak cerah, mbak. jadi males nungguin sampe sunset. lagian waktu itu batere kamera juga habis. hehe..

    modelnya lagi sibuk. 😀

    @mpokb: bener, mpok. kalo siang2 bawa minuman yang banyak harusnya. :mrgreen:

    @titiw: saya kuliah di jogja, mbak tiw. :mrgreen:
    oh, ya? udah ada yang nulis ratu boko di majalah?
    ntar deh. cari-cari info dulu tentang sejarahnya. hehe..
    beres. kapan ke jogja? :mrgreen:

    @pinkparis: situs ini terawat, kok. bersih dan gak ada pedagang2 souvenir yang berkeliaran di sini.. 😀

    @pakacil: hehehe. kalo aktivitas kuliah ditulisin di sini, gak sesuai sama tagline-nya dong pak. :mrgreen:

    masa jadi Study, jorneys, books, and films.. hehe.. :mrgreen:

    model itu keknya bener2 sadar kamera semua ya, pak. buktinya yang satu itu. saya cuma niat ngambil diam2, eh dianya malah noleh. :mrgreen:

  15. Asyik banget ya bisa jalan2 dan mengunjungi situs2 seperti ini…kapan2 ajak diriku jalan2 ketempat beginian ya…aku suka dengan situs2 sejarah seperti ini.

  16. duuuhh… malu banget deh ada fotoku di situ, foto yang terakhir… *kegeeran ditimpuk bata candi*

    situs ini memang kurang dikenal ya, dri. tapi mungkin karena itu situs ini jadi relatif lebih terpelihara dan “perawan”. lain kali buat liputan saat matahari terbenam dong, dri.

Tinggalkan Balasan ke Gandi Wibowo Batalkan balasan