Seluruh Indonesia pasti sudah tahu bahwa negeri ini kembali dilanda bencana gempabumi. Kebetulan yang kali ini dapat “jatah” adalah kampung halaman saya, Sumatra Barat. Tidak tanggung-tanggung, gempa dahsyat berkekuatan 7.6 Skala Richter ini merubuhkan banyak bangunan dan menelan korban jiwa sekitar 300 orang.
Suasana lebaran di Pantai Gandoriah Pariaman
Menurut BMKG, pusat gempa berada sekitar 57 km baratdaya Padang Pariaman pada kedalaman 71 km. Lebih dekat daripada Padang yang berjarak 80 km dari episentrum. Walaupun sendiri belum melihat foto Pariaman setelah gempa, dari jaraknya yang dekat dengan fokus, bisa diduga bahwa Pariaman menderita kerusakan cukup parah.
Karena Ibu saya orang Pariaman dan Minangkabau menganut sistem matrilineal, kampung saya adalah Pariaman. Hampir tiap tahun saya merayakan lebaran di rumah nenek yang terletak di Nagari Kurai Taji. Tak terkecuali lebaran tahun ini. Sewaktu mudik kemarin, saya melihat bahwa Pariaman mulai berbenah untuk memajukan pariwisatanya.
Sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai, obyek wisata paling potensial yang dimiliki Pariaman adalah, tentu saja, pantai. Pemerintah kota pariaman berusaha menggali potensi ini dengan cara membuat sebuah jalan beraspal mulus yang menghubungkan antara Pantai Gandoriah, Pantai Cermin, dan Pantai Kata.
Jalan penghubung ketiga pantai
Dari kiri searah jarum jam: Peta Wisata Pariaman, Pantai Cermin, muara sungai sebelum Pantai Kata
Sebuah inovasi yang cerdas, saya rasa, mengingat dari hari ke hari minat warga Padang untuk tamasya ke Pariaman dengan kereta api wisata semakin tinggi. Jalan penghubung ini memudahkan wisatawan untuk melakukan one day trip ke tiga pantai di sekitar Pusat Kota Pariaman. Di sebuah sudut juga sudah ada sebuah neon box Peta Wisata Pariaman. Peta yang cukup informatif. Saya bahkan baru tahu melalui peta ini bahwa nama empat pulau kecil di lepas pantai Pariaman itu masing-masing adalah: Pulau Ujuang, Pulau Tangah, Pulau angso, dan Pulau Kasiak. Ke depan, saya rasa Peta Wisata ini perlu diperbanyak jumlahnya.
Cemara yang berjejer di Pantai Kata
Yang terasa masih kurang adalah akomodasi. Di sekitar Stasiun KA Pariaman baru ada sebuah hotel yang cukup besar, Nan Tongga. Mungkin pemilik rumah makan Nasi Sek (Nasi Seribu Kenyang) perlu mempertimbangkan untuk membuka usaha sampingan dengan menyediakan kamar bagi wisatawan yang terpaksa harus bermalam akibat ketinggalan kereta, karena ingin menikmati indahnya matahari terbenam terlebih dahulu.
Pun begitu, sepertinya geliat pariwisata Pariaman untuk sementara harus terhenti. Alam tiba-tiba murka dan memberi bencana.
* * *
PS: Rekan-rekan blogger bisa menyalurkan bantuan berupa uang atau barang melalui posko PT. Suka Fajar Jln. Letjen Suprapto No. 21 C Cempaka Mas Jakarta, Telp 021-4242015/081584584538. Atau hubungi Perwakilan Sumbar di Matraman Jakarta Timur, telp 021-8510744.
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
semoga yang menjadi korban diberikan ketabahan oleh Allah.
aku tertarik dengan info kereta wisata di pariaman itu..
aku belum pernah menginjak tanah Sumatra.. 😀
turut berduka atas musibah yang menimpa..
alhamdulillah, dari sejumlah rekan online yg berasal dari Sumbar, pertama kalinya ada kabar dari mas shige dan semoga kerabat mas shige dalam keadaan baik-baik saja.
dan mengenai aktivitas daerah, bagaimanapun alam membuat semuanya konsen pada satu hal dulu, tapi yakin saja, suatu waktu akan bangkit.
btw, saya suka foto cemara yg ada sendalnya itu, anglenya unik.
🙂
Berharap dan berdoa semoga Sumatera cepat pulih….
Berdoa semoga Pariaman bisa kembali menggeliat 😀
prihatin mas……….
kampung saya juga di pariaman. Bulan 3 lalu masih menikmati indahnya pariaman, entah gimana keadaannya sekarang..
ini cobaan yang kepada seluruh bangsa ini, semoga kita semua dapat introspeksi diri.
Hhmm….pertama2 saya ikut berduka cita mas atas musibah yang menimpa kampung halaman sampeyan tersebut…
Pariaman yawh, lambat laun juga akan bernafas kembali kok, sekarang masih shock…
Salam semangat
http://garasiusaha.wordpress.com/
tadi saat metro Tv berhasil siarkan ttg Pariaman bundo senang sekali.. dan shige entah mengapa bundo justru bangga melihat masyarakat disana terlihat dengan giatnya mengumpulkan batu bata dari rumahnya yang sudah rubuh rata, ayah, ibu dan anak-anak terlihat semangat untuk menata lagi rumah mereka.
nanti bundo kabari bila tim medis yang pertama sudah pulang..
eh itu sandal jepit sapa yang ketinggalan? 😛
smoga semua diberi ketabahan…lalu bagaimana keadaan keluarga masnya nih…???
belom pernah kesana sih…tapi lihat poto2 temenku yg pernah kesono….alamnya asik banget ya…
Saya pernah mendengar tentang kereta wisata itu di tanah Sumatra. Saya turut berbelasungkawa. Semua rakyat Indonesia sepertinya akan terus mengibarkan bendera setengah tiang. Benar-benar cobaan untuk kita semua….
Saya orang geofisika kok adhem ayem wae yo?
tapi keluarganya mas morishige gapapa kan? gak ada yang luka?
ikut prihatin bang, moga usaha para penolong bisa cepet dapet hasilnya.
Halo sobat..
Saya cuma bisa ikut bersimpati dan merasakan duka yang mendalam untuk bencana gempa bumi yang melanda masyarakat dan keluargamu di sana.
Semoga yang menjadi korban, diampuni dosanya dan mendapat tempat yang lebih baik di rumah-Nya. Sementara yang selamat, saya doakan agar mendapat pelajaran berharga dari bencana ini, dan diberi kekuatan untuk merelakan semua yang hilang. Ameeen..
Tetap semangat sobat.
sy turut mendoakan agar mereka tetap tabah, sabar, diberi kemudahan dan kesehatan. btw, ini tipe artikel treking yg sy sukai, menginformasikan pariwisata masing2 daerah, semoga menjadi berkah bagi semua, sy yakin sumatera barat akan tegar dan pulih, amin…
Orang pariaman rupanya.. Sing sabar yahh
Izin link blognya bro 🙂
pariaman yang indah, pariaman yang berduka…semoga masyarakat pariaman dan sekitarnya tetap tabah dengan terjadinya musibah ini…
ah… pohon2 cemara di dekat pantai itu… betapa indahnya
turut prihatin atas gempa di padang dan sekitarnya. semoga ditabahkan dan ada hikmah yang dapat diambil dari semua yang terjadi…
d.~
turut berduka cita dengan musibah di Padang
Innalillahi wa inna illaihi rajiun … sungguh maha besar ALLAH dengan segala ujiannya 😦 turut berduka cita, pedih yang sama pernah saya alami ketika tanah kelahiran saya diterjang tsunami 😦
Turut berduka…
Semoga tidak menimpa daerah-daerah lain. Amin.
Wisata Padang terhitung komplet, dari laut, pantai, kota ampe danau dan pegunungan. *wish get a trip there :)*
Tetap semangat yah. Bencana sekarang bantuan selalu berlebih kok, cuma biasanya macet didistribusi akhirnya dan penanganan trauma pasca bencana nya yg kurang.
@alamendah: silakan..
@zam: sekali-sekali harus nyoba ke sumatra, kang. kereta wisata Padang – Pariaman itu kalau nggak salah dalam sehari berangkat dua kali dari padang. itu kalau hari biasa. lebaran bisa 4-8 kali berangkat. normalnya harga karcisnya 3ribu. kalau hari libur bisa sampai 8 ribu.
kalau pakai motor atau mobil Pariaman bisa dicapai dalam waktu satu jam, dengan KA wisata ini 2 jam.
@pakacil: doakan saja, pakacil. begitu mendengar kabar ada gempa, saya langsung panik dan nyoba menghub keluarga di sumbar. untunglah alhdmdllah semuanya selamat.
@bandit: amin..
@dhodie: amin..
@rizal islami: trims..
@isti: oh, ya? Pariamannya di mana, uni? semoga keluarga yang di pariaman baik-baik saja.
@ciput mardianto: yep. dan introspeksinya sebaiknya gak cuma perihal religi saja.
@bocahbancar: trims. salam semangat juga.
@nakjaDimande: trims, bundo. saya tunggu ya postingnya.
@huang: itu sandal jepit legendaris saya. ciri-cirinya sandal kanan dan kiri punya simbol yang berbeda..
@oelil: alhamdulillah keluarga saya semuanya selamat. trims y..
@bang aswi: iya, bang. benar-benar cobaan..
@nahdhi: sampeyan aja kali. saya juga anak geofis tapi gak adem ayem aja..
@diazhandsome: terluka sih ada. nenek saya keningnya kena reruntuhan dan dijahit. tapi, emang dasar beliau kuat kali, nenek saya tenang-tenang aja.
@yak: yap.. mari kita sama-sama mendoakan.
@pushandaka: sip. trims, mas..
@cantigi: semoga, bro..
@afif: silakan bro.. blogmu saya link juga
@mputantular: semoga..
@’dee: yap.. sebenarnya soal keindahan jejeran cemara pantainya, gak ada yang ngalahin sebuah pantai di tiku di kabupaten Agam.. ntar deh saya posting..
@pinkparis: trims..
@rindu: kampung mbak di Aceh?
@hasrul: amiiiiin…
@inung: I believe that someday you’ll go there…
@rawins: semoga aja deh masalah2 itu bisa diatasi. kasihan penduduk yang kekurangan bahan makanan, air bersih, dan tempat MCK..
Waaah.. padahal wisatanya baru mulai menggeliat, ternyata terpaksa terhenti sebentar.
Elok ya… (foto2mu pasti diambil sebelum gempa)
sekarang ini mungkin tak seelok ini yah..
hiks 😦 sedih.
Kabar keluarga gimana Ris?
semoga semua bisa berangsur pulih kembali 🙂
hiks…baru mulai bagus…malah jadi berantakan ya 😦
disana bener2 hancur lebur….miris banget…
aku bakalan sering2 main kesini deh, banyak refesensi wisata yang bisa di dapat…
aku link ya 😉
aku selalu senang melintasi jalan pesisir pariaman. pantainya yang putih bersih tidak banyak ditemukan di tempat lain yang pernah kukunjungi. benar-benar putih! sayang sekali kini pesisir itu tengah dirudung musibah. mudah-mudahan segera pulih.
@eka situmorang-sir: iya, mbak. foto2 itu diambil sebelum gempa. mudah2an lah daerah pantainya gpp.
keluarga di sana alhmdllillah dilindungi tuhan, mbak.
@wira: yap. amin!
@ria: yap.. aku linkback ya.. 😀
@marshmallow: amin. 😀