18 Juli 2009. Di pagi yang dingin itu saya terbangun dengan lengan bentol-bentol penuh bekas gigitan nyamuk. Banyak nyamuk di Denpasar ini. Agresif pula.
Anak-anak Mapala Udayana sudah pada pulang. Cuma dua orang yang tersisa di sekretariat penuh dokumen itu, Bang Sudrun dan Juniornya. Oh, ya. Bang Sudrun ini ternyata bekerja untuk UN (United Nation/PBB). Pasti dia sudah melanglang buana ke mana-mana. Pergi ke pelosok-pelosok negeri dan melakukan sesuatu untuk membantu masyarakat di sana.
Saya membangunkan Arif. Sialan, dia ternyata tidur di dragbar. Meskipun tidak ada isinya, dragbar itu kan enak sekali untuk dipakai tidur. Bandingkan dengan saya yang cuma melantai.
Setelah berfoto di depan markas Mapala Udayana, kami langsung melaju membelah Denpasar menuju salahsatu tempat terdingin di Bali. Bedugul.
Bedugul
Sepanjang 1.5 jam perjalanan ke Bedugul saya menggigil. Dinginnya menandingin kawasan Kaliurang di Jogja. Di Sekitar bedugul ini banyak objek wisata. Yang saya tahu saja ada tiga danau indah, satu kebun raya cantik, dan sebuah air terjun (CMIIW, air terjun Gitgit ini apa masuk Bedugul?).
Gambar atas Danau Buyan dan gambar bawah Pura Ulun Danu Beratan
Yang pertama terlihat adalah Danau Beratan. Di danau terluas nomor dua di Bali ini terdapat Pura Ulun Danu Beratan yang termahsyur itu. Karena masih pagi sekali, saat itu danau berkabut. Namun menurut saya danau ini lebih terlihat eksotis jika berkabut. Kami lanjut terus sampai Danau Buyan, baru setelah itu kembali ke Danau Beratan dan membuktikan apakah Pura Ulun Danu Beratan itu benar-benar seperti yang di duit 50 ribu.
Tanah Lot
Idealnya ke Tanah Lot ini sewaktu matahari terbenam. Hanya karena rencananya hari ini kami akan menyambangi banyak tempat, untuk menyocokkan dengan rute maka kami ke Tanah Lot siang-siang begini.
Di sini kami mulai dicurigai sebagai perusuh. Carrier lecek si Arif dan ransel butut saya diduga berisi senjata pemusnah massal dan tidak diizinkan dibawa masuk. Mending kalau disediakan loker. Tas-tas kami itu cuma dititipkan di loket karcis masuk dan bahkan tanpa nomor titipan. Curiga saja sana sampai neraka! Oh, als ik nederlander was!
Uluwatu
Jangan tertipu oleh peta tanpa skala. Peta jenis ini memang menciptakan kesan bahwa jarak Kuta-Uluwatu cuma selemparan batu. Nyatanya jaraknya dari Kuta jauh sekali. Anda bahkan harus mendaki gunung lewati lembah sekitar 1.5 Jam dulu untuk menikmati panorama Pura Uluwatu ini.
Selain banyak wisatawan, di sini juga banyak monyet. Sepanjang jalan menurun dari gerbang Pura sampai ke Pura Uluwatunya anda akan menemukan kawanan-kawanan primata itu.
Di sini, tentunya, kami juga dicurigai karena membawa ransel. Saya bahkan sampai mati-matian menjelaskan bahwa benda hitam yang satu plastik dengan sikat gigi itu adalah benar-benar botol sabun cair.
Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Menurut informasi dari internet, GWK ini tutup Jam 3 sore. Karena tiba di GWK itu jam 4 kurang, kami hanya foto-foto di gerbangnya saja.
Pantai Jimbaran
Pantai ini lebih sepi daripada Kuta. Lebih banyak orang asing daripada pribumi. Kadang saat menyaksikan pemandangan seperti ini, saat di negeri sendiri orang asing terlihat lebih mendominasi daripada pribumi, entah kenapa timbul sedikit perasaan muak dan kecewa. Anyway, ada sebuah sudut di pantai jimbaran ini yang sekilas mirip Pantai Padang.
Kuta The Sunset Beach
Lalu lintas menuju Kuta selalu ramai menjelang sunset. Untung kami tiba di pantai sekitar 45 menit menjelang sunset. Sayang sunset hari itu terhalang awan yang menghambatnya untuk terbenam sempurna di horizon.
Omong-omong ada satu hal yang saya anggap menarik di Pantai Kuta ini. Wisatawan Domestik selalu lebih banyak terlihat sewaktu hari sudah sore menjelang senja dan jarang sekali yang basah-basahan siang-siang. Ketika cahaya matahari sudah tidak terik lagi. Beda dengan Wisatawan Mancanegara yang seolah-oleh tujuannya ke pantai itu, ya, untuk mencari matahari dan basah-basahan. Beda kultur kali yah?
Lalu malam ini nginap di mana?
Masih ingat Masjid Ar-Rahmat kemarin? Kami kembali ke sana untuk shalat Magrib dan Isya. Sewaktu saya mandi ternyata gerbang masjid sudah dikunci. Kata si Arif, sih, bapak penjaga masjidnya sedang keluar sebentar. Namun ditunggu-tunggu bapak itu tidak datang-datang juga. Karena sudah sangat capek, kami menyelinap saja ke lantai dua masjid. Malam itu saya tidur kurang nyaman: karena nyamuk dan karena khawatir diusir dari masjid.
(… Bersambung)
Weks.. Jadi iri pengen ke bali
hmm, catatan perjalanan ke 4 shige, sangat lengkap
Pura Ulun Danu Beratan nya keren.. berkabut, ada nuansa mistis disitu
dan, DOWH.. pantai Jimbaran disamain ama pantai Padang 😛
Uluwatu itu tempat pesta perkawinannya para seleb itu ya shige..? uuhhh padahal shige sekalian aja tuh, kemarin..^^
selalu pengen ngeliat sunset di pantai kuta. kapan ya kesampaian?
hebat..rencana di Bali beberapa hari? ngak ada niatan ketimur lagi, katanya Lombok sana pantainya lebih “ngilani’ indahnya 😀
wwihhh bali ya…,
jadi pengen touring ke bali lagee .. enaknyaa hadduhh kapan yah 😉
mantaap… sunsetnya tu keren 😀
kenapa nggak balik ke mapala, dri?
duh, itu di foto kamu kayak belum mandi berapa hari deh. hihihi…
ya iyalah orang indonesia nggak mau sunbathing lagi, secara kulit kita secara alami sudah tanned. lha orang bule kan kepengen dapat coklatnya kulit asia, sehingga setiap musim panas dijadikan ajang bermandi matahari di negara bermusim empat. kamu bakal bisa saksikan orang-orang mandi matahari, tak cuma di pantai, juga di taman-taman. bahkan pake sengaja di mesin UV pula. meningkatkan resiko kanker kulit tentu, dan sudah menjadi perhatian serius di sana. abis matahari di negeri mereka pelit, nggak boros kayak di negeri kita tercinta. bangga dong kita?
kalau kebanyakan wisatawan asing ketimbang domestik, aku mah senang aja kali, dri. bukan berarti mereka lebih merajai, tapi itu devisa! d-e-v-i-s-a!
Pengen ke sanaa… >_<
Subhanallah.. pemandangannya itu lho…
Alhamdulillah.. bisa bertualang yah ^^
betul
idealnya ke tanah lot itu pas sunset.
suasananya lebih syahdu
begitu
lanjuuttt…
backpacker yah??
cool bgt kalo bs ngerasain jalan2 kaya’ gitu..tp apa daya…
jam kerja menghalangi..
ntar aku tanya2 yaaa.. kalo mau backpackersan disana.. hihi
wah, gak ngikutin yang nomer 3. ya udah lah, lanjutgan aja 😀
btw, belom selesai juga kah?? segitu belom puas jalan-jalannya? 😀
HHmm..keren perjalannnya Euy….
Bali memang Eksotis banget yawh pariwisatanya… 🙂
Jadi Pengen ke sana(belum eprnah kesana)
wah.. ngiming2i wae ki…. duh sekian lama tidak berbackpacker ria..
meski dingin, bedugul agaknya menjadi tempat yang tak pernah kehilangan aura dan daya tarik. hmm … jadi pingin juga main ke sana. duh, kapan bisa terwujud, yak?
danau buyan dan pura ulun danu beratan…asik ya. suasananya tuh kayanya mistis dan sakral banget…
moral of the story : ntar klo jalan2 lagi bawa lotion anti nyamuk ya
jadi kangen ngebolang bareng temen temen nih…
kebersamaannya itu pengen saya rasain lagi…. 😀
aku baru tau kalo ada nama danau buyan. hihihi… buyan itu disini artinya bodoh 😀
pemandangan yang indah..salam kenal aja ..
@odol gigi: tunggu apa lagi? 😆
@nakjaDimande: iya, bundo. sisi selatan pantai jimbaran itu sekilas mirip sama pantai padang. hehe.. yup, katanya sih di uluwatu itu banyak seleb yang nikah. hahaha… masih dalam tahap pencarian, bundo.
@kimi: cuma kamu yang tau.. 🙂
@regsa: di balinya sih cuma 3 hari 2 malam, reg. ke lombok? rencana awal sih pengen ke lombok sekalian, tapi kalau mau ke lombok dengan budget segitu gak bisa muter-muter di bali. akhirnya diputusin cuma ke bali aja.
@cahjoker: iya. 🙂
@mcfamous:
@ojat: iya bro, keren
@marshmallow: biasa lah, anak muda. hehe.. niatnya sih pengen balik ke mapala unud lagi, uni. tapi keburu dikunci sama penjaga masjidnya. devisa sih devisa, uni.. tetep aja muncul perasaan muak. seolah-olah dari dulu orang-orang dari utara itu nggak bosan-bosan mengeruk “sesuatu” dari negeri ini…
@nisa:
@mel: makanya sebelum terjebak dalam jam kerja, saya puas-puasin menjelajah dulu.. he..
@chrysanti: oke. saya akan dengan senang hati membantu. kirim email saja.. 😀
@diazhandsome: belum coy!!! 😀
@bocahbancar: hehe.. di sana pemandangannya bagus-bagus lho..
@backpackerman: ndang mangkat wae, kang.. 😀
@sawali: benar sekali, pak sawali. bedugul itu memang indah, eksotis, dan mistis.
@gerrilyawan: yoi, bro
@ade: you got the point, sist.. haha..
@arikaka: emangnya sekarang udah bener-bener ga bisa lagi ya bro?
@easy: haha.. bahasa-bahasa yang ada di indonesia memang banyak yang tulisan dan bunyinya sama, tapi artinya beda.. istilahnya apa ya, homofon yang homograf, tapi bukan homonim.. hehe..
@noersam: salam kenal juga bro.
wah lengkap ni post yang ini ….
segala macam tempat ini dikunjungi dlam waktu satu hari ?!
edaaaaaaaaaan
gue mah paling banter 2 tempat satu hari.
btw, jimbaran seru kalo malem…
banyak seafood murah2 🙂
@nadya: syukurlah..
@eka situmorang-sir: yoi, tante.. soalnya mau meminimalisasi biaya sewa motor.. hehe.. lagian kan gak jauh2 amat. err, lumayan jauh sih.. ehehe..
murah apaan? 50 ribuan katanya..
Hey there! I know this is kinda off topic but I’d figured I’d
ask. Would you be interested in exchanging links or maybe guest authoring a blog post or vice-versa?
My site covers a lot of the same subjects as yours and I feel
we could greatly benefit from each other. If you are interested feel free to send me
an email. I look forward to hearing from you!
Awesome blog by the way!